Full Name: Amirul Mukmin

Nick Name: Amirul, Irul, Amir

Birthday: Indramayu, 16 Oktober 199*

Religion: Islam

Location: Kota Yogyakarta, Indonesia

Twitter: @irrulamirul

Facebook: amirul.alfaridz

Hobby: Photography, Travelling

Quote: Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin

Education: SDN Cipedang 1 Bongas - Indramayu - Jawa Barat
                 : SMP Negeri 2 Kroya - Indramayu - Jawa Barat
                 : SMK Negeri 1 Anjatan - Indramayu - Jawa Barat
                   (Teknik Broadcasting TV)
                 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga - Yogyakarta (Komunikasi dan Penyiaran Islam)

Related Posts:

Perkembangan Filsafat di Dunia Islam

Perkembangan Islam yang begitu cepat dan kekuasaan pemerintahan yang semakin meluas memaksa kaum muslimin untuk berhadapan dengan berbagai kebudayaan yang sudah lebih maju. Hal ini meniscayakan suatu usaha memadukan antara Islam dengan berbagai unsure yang sesungguhnya asing. Perangkat – perangkat doktriner Islam yang sudah terumuskan, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ditemui kaum muslimin di wilayah – wilayah baru tersebut. Dalam konteks inilah dapat ditelusuri awal mula pertumbuhan tradisi filsafat di dunia Islam.
      Di samping itu, perluasan wilayah kekuasaan kaum muslimin ini juga mempertemukan kaum muslimin dengan umat Kristen yang untuk pertama kalinya terjadi di Damaskus. Mulailah terjadi kontak antara Islam dengan filsafat yang waktu itu dikembangkan para filusuf dan teolog Kristen. Meski untuk beberapa lama pemikiran filsafat Yunani dan doktrin Kristen sangat bertolak belakang, tetapi akhirnya para pemikir Kristen menggunakan filsafat atau paling tidak teknik – teknik filsafat untuk memberikan pendasaran rasional atas doktrin – doktrin agama mereka sendiri.
      Selanjutnya, peristiwa paling penting dalam sejarah pembentukan tradisi filsafat Islam adalah saat bertemunya islam dengan filsafat Yunani di Baghdad pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Pada masa itu, kaum Muslimin tidak saja menguasai Syiria dan Mesir, melainkan juga Persia dan seluruh wilayah yang dalam sepanjang sejarahnya sudah berada di bawah kebudayaan dan keilmuan Yunani. Ilmu pengetahuan Yunani seperti obat – obatan, ilmu perbintangan dan matematika menarik minat kaum muslimin karena dianggap bermanfaat. Dalam kaitan inilah salah seorang khalifah Abbasiyah yang terkemuka, Al – Ma’mun (W.833 M), pada tahun 832 M mendirikan bait al – hikmah,  sebuah lembaga yang berusaha tidak hanya pada bidang penelitian saja, melainkan juga penyediaan perpustakaan yang dilengkapi dengan tim penerjemah teks – teks asli Yunani ke dalam bahasa Arab.
      Pada perkembangan berikutnya, filsafat Islam memasuki masa keemasannya dengan munculnya para filusuf yang namanya kita kenal hingga sekarang ini, seperti Al – Kindi (w. 870 M), Al – Farabi (w. 950 M), Ibnu Sina (w. 1037 M), Ibnu Khaldun (w. 1406), dan sebagainya. Kemudian, masa keemasan filsafat Islam mengalami degradasi setelah Al – Ghazali (w. 1111 M) melakukan proses penyerangan terhadap para filusuf Muslim dan dinasti – dinasti Islam mulai direbut oleh kerajaan – kerajaan Kristen sehingga menjadi jajahan Inggris dan Prancis.
      Menurut Mehdi Mohagheh dalam makalahnya “revival of Islamic philosophy in the safavid period with a special reference to mir damad” yang di sampaikan dalam symposium “Islam and Challenge of Modernity: historical and contemporary contexts” di ISTAC Malaysia bahwa mundurnya filsafat di dunia sunni disebabkan oleh tiga factor. Pertama, sebagian penerjemah yang terlibat dalam penerjemahan karya – karya filsafat Yunani kedalam bahasa Arab adalah orang – orang Kristen. Selain mereka tidak akrab dengan apa yang dikerjakan, mereka juga kurang dalam penguasaan literature bahasa Arabnya. Kedua, serangan al – Ghazali terhadap para filsuf dalam bukunya Tahafut al – Falasifah dan kecamannya atas mereka sebagai pembawa bid’ah, karena mereka menyebarkan gagasan – gagasan yang tidak semestinya. Meski Ibnu Rusyd melakukan pembelaan dengan menulis kitab Tahafut al – Tahafut dan berupaya untuk melakukan rekonsiliasi hikmah dan syariah dalam fashal al – maqal, tetapi tetap tidak efektif mengingat al – Ghazali begitu berpengaruh di dunia Sunni. Ketiga, lebih bersifat teknis, gaya filsafat al – Farabi dan Ibnu Sina agak sulit dicerna para pengkajinya.
            Kesadaran berfilsafat mulai tumbuh kembali di kalangan umat Islam hingga sekarang ini ketika Jamaluddin Al – Afghani (1835 – 1897 M) memperkenalkan tradisi isyraqiyah kepada para mahasiswanya. Salah satunya yang terkenal adalah Muhammad Abduh (1845 – 1905 M). dari tangan Abduh inilah pembelajaran filsafat masuk kedalam kurikulum Perguruan Tinggi Al – Azhar yang notabene menjadi prototype Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia (PTAI). Melalui PTAI inilah filsafat, khususnya filsafat Islam mulai diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia dan filsafat diyakini sebagai pengetahuan yang penting bagi masyarakat dalam meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan.
(FIlsafat Dakwah; Dr. Abdul Basit, M.Ag.)

Related Posts: