Tahukah kawan bagaimana proses pembuatan garam?

Garam merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat kita, bayangkan saja jika tidak ada garam akan hambar terasa hidup kita begitu kata pepatah mengatakan. Garam tidak hanya bisa dijadikan bahan konsumsi namun garam juga bisa dikategorikan dalam bahan industri, seperti industri penyamakan kulit, pengeboran minyak lepas pantai dll.
IMG_0374 
Garam Krosok
Proses pembuatan garam secara tradisional bisa dibilang ada dua jenis yaitu dengan metode penguapan dengan sinar matahari di tambak – tambak garam dan dengan cara teknik perebusan (garam rebus).
Untuk proses pembuatan garam dengan penguapan sinar matahari biasanya para petani garam membuat garam dengan metode petakan – petakan untuk penguapan, untuk mendapatkan hasil garam yang baik dengan kristal yang besar, petani garam biasanya secara langsung menguapkan air laut yang dialirkan pada petakan – petakan untuk menghasilkan kadar baume (massa jenis cairan / kepekatan / kekentalan) yang tinggi sekitar 20 – 25 Be (untuk pengukuran menggunakan Baumemeter) tapi biasanya untuk petani tradisional mereka menggunakan insting saja, sangat jarang sekali petani tradisional menggunakan alat baumemeter.
IMG_0164 
Proses Pembuatan Garam di Tambak Garam
Setelah mengalirkan air pada tiap petakan untuk menghasilkan kadar baume yang diinginkan dengan teknik penguapan sinar matahari, setelah itu air laut dimasukan ke petakan khusus untuk meja garam lalu diuapkan dengan sinar matahari selama 7 hari lalu dengan sendirinya air tersebut akan berkurang dan menjadi Kristal garam.
Beda halnya dengan proses perebusan garam, untuk proses pembuatan garam dengan metode perebusan yang tradisional biasanya pertama kali yaitu dengan menggunakan garam yang masih kasar yang sudah jadi lalu dilarutkan dengan air, setelah air sudah tercampur dan garam sudah terlarut air tersebut biasanya difilter (disaring) agar air jernih, setelah melalui proses penyaringan air tersebut direbus dengan menggunakan bara api sekitar 3 – 4 jam bahkan lebih, setelah itu jadilah garam rebus. Perbedaan garam rebus dengan pembuatan garam yang mengunakan teknik penguapan panas matahari ialah jika garam rebus hasilnya lebih halus sedangkan garam dengan menggunakan pemanasan matahari akan lebih kasar (Kristal garam).

IMG_1022 
Proses Pembuatan Garam dengan Metode Perebusan
Namun, pada dasarnya teknik pembuatan garam itu berdasarkan hasil penguapan dari air laut baik dengan menggunakan cara direbus ataupun dengan penguapan sinar matahari.

Related Posts:

Jembatan Eretan yang Mistis di Indramayu

Bagi sebagian orang, terutama yang sering mudik, jembatan Ereten di Indramayu, Jawa Barat mungkin sudah tidak asing. Tempat ini memiliki banyak sekali cerita-cerita tidak masuk akal. Bahkan pertengahan tahun 2014 kemarin saja sudah ada kasus seorang perempuan belia yang tertabrak bus penumpang yang melawan arus dengan kecepatan tinggi.
Tingginya angka kecelakaan membuat orang penasaran, sebenarnya ada apa dengan tempat ini? Tureni, wanita paruh baya berusia 55, merupakan salah satu warga yang tinggal di dekat jembatan Eretan, tepatnya persis di bawah jembatan. Bersama suaminya, Kusno, mereka menjelaskan bahwa rumah mereka sering digunakan tempat istirahat bagi korban kecelakaan. Sangking seringnya, mereka bahkan mengaku bosan kalau kecelakaan dibawa ke rumah mereka.
Konon kendaraan jika melaju kencang, seolah-olah mereka lewat tanpa permisi, maka kejadian naas akan menimpa kendaraan tersebut beserta penumpang-penumpangnya. Sejak zaman dahulu, tempat tersebut sudah terkenal angker. Seperti yang diakui Ibu Tureni, pada saat dia masih kecil, sering dengar cerita penumpang siluman. Yang menjadi korban selalu tukang becak.
Jadi ceritanya, ada orang yang mau menumpang becak, minta diantarkan ke suatu tempat. Tetapi begitu sampai ke tempat yang dimaksud, penumpang tersebut lenyap, dan suasana di sekitar tiba-tiba saja berubah menjadi tempat kuburan.
Di dekat Jembatan Eretan ini memang terdapat perkuburan di sisi sampingnya. Apakah ada kaitan dengan angka kecelakaan yang tinggi?
Di dekat Jembatan Eretan ini memang terdapat perkuburan di sisi sampingnya. Apakah ada kaitan dengan angka kecelakaan yang tinggi?
Ada juga cerita seseorang membawa mobil di malam hari. Entah bagaimana, tiba-tiba saja dirinya sudah berada di tengah-tengah perkuburan. Untungnya tidak ada yang rusak, mobil juga tidak apa-apa. Di kiri dan kanan jembatan tersebut memang terdapat kuburan, yang membuat tempat itu menjadi sangat angker. Mungkinkah makhluk-makhluk halus di sana yang mengganggu?
Jalan ini memang cukup bahaya, karena begitu melewati jembatan jalannya menurun. Selain itu, jalannya juga bergelombang. Ini bisa menjadi penjelasan logis mengapa sering terjadi kecelakaan. Itu sebabnya selalu berwaspadalah di jalan
Dari: Cerita Mistis

Related Posts:

Daftar Tempat Wisata di Indramayu Jawa Barat

Daftar Tempat Wisata di Indramayu  Jawa Barat - Salah satu kota di daerah Jawa Barat dan sekitarnya yang tidak kalah menariknya untuk di kunjungi dan di jadikan destinasi wisata Jawa Barat, Pulau Jawa, Indonesia. Kota Indramayu terkenal memiliki banyak sekali kesenian daerah dan mempunyai potensi wisata alam yang indah dan sebagian sudah dikelola oleh pemerintah setempat. Indramayu berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Cirebon di arah tenggara, Kabupaten Majalengka serta Kabupaten Sumedang di bagian Selatan, serta Kabupaten Subang yang berada di barat.
Ikon Kabupaten Indramayu
Salah satu Obyek wisata di Indramayu yang menarik adalah Pulau Biawak yang memiliki pesona hamparan pasir putih bersih yang dihiasi taman laut, ikan hias, terumbu karang yang cantik, rumput laut, pohon-pohon bakau, serta sebuah mercusuar yang didirikan ZM. Willem pada tahun 1872. Tentunya tidak hanya itu saja dan masih banyak lagi info destinasi wisata di Indramayu yang perlu anda tahu. Berikut ini merupakan wisata Indramayu yang dapat Anda kunjungi untuk menghabiskan hari liburan atau rekreasi bersama keluarga ataupun orang terdekat :
Daftar Tempat Wisata di Indramayu
  1. Pantai Tirtamaya - Jalan Raya Indramayu - Cirebon, sekitar 16 Km dari kota Indramayu, yang kabarnya panoramanya indah pada saat matahari terbit dan dan tenggelam.
  2. Pantai Eretan - Sekitar 39 Km dari Kota Indramayu, tempat istirahat bagi pejalan yang pergi dari atau pulang ke Jakarta, dengan hutan mangrove dan deretan rumah makan.
  3. Situ Bojongsari - Desa Bojongsari, sekitar 2 km dari pusat kota Indramayu, yang digunakan untuk kegiatan memancing, berkemah dan rekreasi air.
  4. Situ Bolang - Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, sekitar 20 Km dari kota Indramayu dimana pengunjung bisa melakukan kegiatan memancing, berkemah dan berekreasi air.
  5. Koloni Kera Banjar - Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang, sekitar 17 Km dari Kota Indramayu, berupa koloni kera yang konon jumlahnya tidak pernah berubah, yaitu sebanyak 41 ekor Kera.
  6. Makam Buyut Tambi - Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg, Indramayu, yang berada di jalur jalan Jatibarang-Indramayu.
  7. Makam Pangeran Selawe - Desa Dermayu, Kecamatan Sindang. Komplek makam ini ada pada sebidang tanah seluas 320 m2, berpagar tembok 20 x 16 m dengan tinggi 1,5 m.
  8. Makam Raden Arya Wiralodra - Blok Karangbaru, Desa Sindang. Ia adalah putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Banyuurip, Bagelen, Jateng, yang membuka hutan di barat sungai Cimanuk, cikal bakal Indramayu.
  9. Masjid Kuno Bondan - Desa Bondan, Kertasemaya, berdiri 1414 H ini merupakan hasil musyawarah Syekh Datuk Khafi dengan masyarakat Bondan.
  10. Pesantren Al Zaytun - Desa Mekar Jaya Kecamatan Gantar Kabupaten Indrarmayu.
  11. Situs Lombang - Desa Lombang, Kecamatan Juntinyuat, Sekitar 20 km timur laut Kota Indramayu. Lokasi ini bisa dicapai melalui jalan raya Indramayu - Cirebon melalui lintas pantai utara.
  12. Tugu Kujang - Jalan masuk ke Indramayu dari Cirebon, melambangkan sejarah Kijang Emas yang menuntun arah ke pedukuhan di Muara Kali Cimanuk, cikal bakal Indramayu.
  13. Vihara Dharma Rahayu - Jl Veteran yang sebelumnya bernama Klenteng An Tjeng Bio, dibangun pada tahun 1848 oleh Poey Soen Kam sebagai tempat pemujaan bagi Toa Pekong Lak Kwa Ya.
  14. Gedung Asisten Residen - Desa Penganjian, Kecamatan Sindang
  15. Pedati Kuno - Kampung Kalianyar, Kecamatan Krangkeng
  16. Stasiun kereta Api Indramayu - Kampung Paoman, Kecamatan Paoman
  17. Alun-alun - Pusat Kota Indramayu
  18. Tugu Kijang atau Bunderan Kijang - Persimpangan jalan masuk kota Indramayu, dari Cirebon
  19. Tugu Mangga - Kabupaten Indramayu
  20. Masjid Agung - Pusat Kota Indramayu, dekat Pusat Pemerintahan / Pendopo Indramayu.
  21. Kilang Minyak Balongan - Kurang lebih 6 km dari kota Indramayu
  22. Waduk Cipancuh - Cipancuh Kecamatan haurgelis.
  23. Situ Brahim - Desa babadan Kecamatan sindang.
Wisata Budaya, Sejarah, Kesenian dan Kerajinan
  1. Batik Indramayu - Kabupaten Indramayu
  2. Upacara Ngarot - Desa Lelea
  3. Wayang Kulit Indramayu - Kabupaten Indramayu
  4. Sandiwara Indramayu - Kabupaten Indramayu
  5. Rudat Akrobat - Kabupaten Indramayu
  6. Topeng Dinaan Indramayu - Kabupaten Indramayu
  7. Tarling - Kabupaten Indramayu
  8. Sintren - Kabupaten Indramayu
  9. Teater Masres - Kabupaten Indramayu
Fasilitas Penunjang Wisata di Indramayu

Daftar Hotel di Indramayu
1. Hotel New Trisula - (Jl Panjaitan No 77 Indramayu)
2. Hotel Wiwi Perkasa 1 - (Jl Tridaya No 2 Indramayu)
3. Hotel Wiwi Perkasa 2 - (Jl DI Panjaitan Indramayu)
4. Hotel Prima - (Jl Panjaitan No 56 Indramayu)
5. Hotel Handayani - (Jl Kembar - Bojongsari Indramayu)
6. Hotel Garuda 1 - ( Bunderan Kijang Indramayu)
7. Hutel Garuda 2 - (Jl Sudirman Indramayu)
8. Hotel Garuda 3 (Bunderan kijang Indramayu)
9. Wisma Rini - (Jl. Sudirman Indramayu)
10. Penginapan Kopsuka - (Jl MT Haryono Indramayu)
11. Hotel Banjarsari - (Jl Banjar Jatibarang)
12. Hotel Prambanan - (Jl Siliwangi Jatibarang)
13. Hotel Aneka Baru - (Jl Siliwangi Jatibarang)
14. Hotel Sejahtera Abadi - (Jl Raya Bulak Jatibarang)
15. Hotel Sederhana Baru - (Jl Tuparev Jatibarang)
16. Hotel Flamingo - (Jl By Pass Losarang- Ds Santing - Kec Losarang)
17. Hotel Bunga Indah - (Jl By Pass Losarang)
18. Hotel Sariratu - (Jl Raya Santing - Losarang)
19. Hotel Dharma Wisata - (Jl Raya Patrol Kecamatan Sukra)
20. Hotel Tirtaloka - (Jl Tirtaloka Haurgeulis)
21. Penginapan Purnama - (Jl Jati - Haurgeulis)
22. Penginapan Sampurna - (Jl Desa Sukajati - Haurgeulis)
Tempat Wisata Kuliner di Indramayu
1. Kecamatan Indramayu - (Kuning Ayu, Panorama, Cibiuk, Pringgading)
2. Kecamatan Juntinyuat - (Perdut/Glayem; Mina Ayu, Samudra, Sisi Laut, Mang Rum)
3. Kecamatan Karangampel - (Perahu)
4. Kecamatan Jatibarang - (Kampung Rasa)
5. Kecamatan Lelea - (Pesona Liyep, Pedesan Entog)
6. Kecamatan Kandanghaur - (Pesona Laut, Abah, As-Safiq, Rawud)
Kuliner di Indramayu memiliki cita rasa khas tersendiri walaupun hampir sama dengan kuliner Cirebon. Kuliner yang khas dan mudah ditemukan di Kabupaten Indramayu, seperti
1. Pedesan Entog
2. Soto Indramayu
3. Burbacek (Bubur Rumbah Cecek)
4. Rumbah
5. Koci
6. Nagasari
7. Nasi Lengko
9. Dodol Mangga
10. Kripik Mangga
Tentunya akan sangat melelahkan sekali jika harus mengunjungi semua tempat wisata di Indramayu yang ada. Sebagai alternatif, Anda dapat memilih sendiri tujuan Anda mau kemana jika berwisata ke Indramayu, Jawa Barat. Informasi di rangkum dari sekian banyaknya sumber seperti wikipedia.org dan lain-lain dengan bantuan google.com untuk memberikan Informasi tempat wisata kepada pembaca serelevan mungkin. Sekian semoga bermanfaat, selamat berlibur ^_^

Related Posts:

Paradigma Integrasi dan Interkoneksi Dalam Perspektif Filsafat Islam


Ketika penulis mendapatkan tugas sebagai Direktur Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga pada tahun 2002, konsep integrasi dan interkoneksi menjadi wacana yang aktual bagi kalangan akademisi di IAIN Sunan Kalijaga. Sebagai direktur ketika itu, maka penulis meresponnya dengan mengubah/menambah kurikulum yang ada, dengan menambah tiga mata kuliah yang dipandang sangat penting waktu itu, yaitu 1) metodologi penelitian filsafat, agama dan sosial, 2) agama, filsafat dan sains, dan 3) isu-isu global. Mata kuliah tersebut diajarkan dengan pendekatan intregratif dan interkonektif.
Ketiga mata kuliah ini menjadi bagian utama untuk melakukan integrasi dan interkoneksi yang dimulai dengan menata metodologinya terlebih dahulu, dengan menyatukan mata kuliah metodologi penelitian filsafat, agama dan sosial, yang diajarkan oleh masing-masing ahli di bidangnya, dengan harapan integrasi dan interkoneksi itu bisa dikembangkan dengan landasan metodologi yang mantap. Pada hakikatnya konsep integrasi dan interkoneksi harus dimulai dari integrasi dan interkoneksi metodologinya. Tanpa dasar metodologi yang kuat, maka integrasi dan interkoneksi hanya akan menjadi hal mengawang-awang, tidak jelas dan tidak pernah bisa membumi.
Kemudian mata kuliah agama, budaya dan sains diajarkan dengan tujuan untuk melihat sesuatu masalah dari pendekatan lintas agama, budaya dan sains, sehingga integrasi dan interkoneksi dengan sendirinya akan terbentuk dan terbawa dalam melihat setiap masalah kehidupan dan kemanusiaan. Matakuliah ini sangat penting, karena mata kuliah ini diharapkan dapat mengembangkan paradigma integrasi dan interkoneksi melalui pembentukan tradisi akademik yang berdimensi lintas agama, lintas budaya dan lintas sains, dan ini menjadi tuntutan menjawab problematika kontemporer yang tidak bisa didekati hanya dengan pendekatan tunggal keilmuan. Masalah kemiskinan, kesejahteraan dan perdamian tidak bisa dipecahkan dengan pendekatan tunggal, baik ekonomi semata-mata, demikian juga pendekatan tunggal sosial, politik, budaya mau pun agama.
Selanjutnya mata kuliah isu-isu global ditambahkan sebagai aktualisasi paradigma integrasi dan interkoneksi secara praksis untuk memahami, mendalami dan menganalisis problematika global sebagai fenomena aktual masa kini yang sudah merupakan fenomena global, yang mau tidak mau, pendekatan integrasi dan interkoneksi itu mutlak dipergunakan. Tanpa integrasi dan interkoneksi keilmuan, kita tidak mungkin dapat memahami dan memecahkan masalah-masalah global. Penulis sendiri waktu itu mengajar aspek budaya dalam sains dan agama, bersama dengan Prof Amin Abdulah aspek agama dan Prof Choiril Anwar dari Universitas Gadjah Mada aspek sains, dan penulis pada aspek kebudayaan.
FILSAFAT ISLAM SEBAGAI METODA
Menurut pandangan penulis, filsafat Islam mempunyai potensi aktual untuk mengintegrasikan dan menginterkoneksikan studi-studi keislaman secara praksis. Tanpa dasar filsafat Islam, rasanya sulit untuk dapat mengintegrasikan dan menginterkoneksikan ilmu-ilmu keislaman. Dalam tahap ini, filsafat Islam harus diletakkan sebagai metodologi berpikir, bukan diletakkan pada kajian tokoh-tokohnya dan pemikirannya saja, atau hanya fokus pada tema-tema filsafat saja serta periodisasinya.
Pada hakikatnya setiap studi keislaman, selalu mempunyai dasar filsafatnya sendiri-sendiri. Dalam sejarah perkembangan ilmu, filsafat adalah induk dari setiap ilmu pengetahuan. Karena itu setiap cabang ilmu sesungguhnya mempunyai landasan filsafatnya sendiri sendiri. Ilmu hukum dengan filsafat hukumnya, demikian juga filsafat eknonomi untuk ilmu ekonomi, fisafat politik untuk ilmu politik, juga arsitektur dengan filsafat arsitekturnya dan seterusnya.
Filsafat Islam sebagai metoda, akan mengintegrasikan dan menginterkoneksikan studi-studi keislaman dalam suatu world view yang multidimensional. Dalam buku “Filsafat Islam Sunah Nabi Dalam Berpikir” penulis menyusun cara berpikir Islam yang dikonstruk dari tradisi berpikir Nabi sendiri dalam menjawab berbagai kasus. Dalam sejarah kenabian, terlihat bahwa para nabi dalam menjawab suatu masalah,tidak selamanya bergantung pada wahyu. Demikina juga yang dialami nabi Muhammad Saw., terutama dalam tradisi berpikir beliau sebelum usia empat puluh tahun, atau sebelum beliau menerima wahyu, sedangkan setelah usia empat puluh tahun itu berada dalam konstruksi dialektik antara aqal dan wahyu. Alquran 62:2 dijelaskan yang artinya sebagai berikut : “Dia (Allah) yang mengutus di antara orang-orang ummi, seorang Rasul dari kalangan mereka, yang menjelaskan kepada mereka ayat-ayatNya, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya adalah dalam kesesatan yang nyata”.
Dalam pandangan penulis seorang Rasul itu mengajarkan Kitab yaitu turunnya wahyu yang diterima dari Tuhannya yang terjadi secara bertahap sesuai dengan tahapan kehidupan. Sedangkan hikmah, bisa diartikan sebagai penjelasan dan penjabaran yang bisa dimengerti umatnya tentang hakikat kebenaran wahyu yang diterimanya. Dalam kenabian Muhammad Saw., ada yang menyebut hikmah sebagai al hadits. Hikmah juga bisa diartikan sebagai pengetahuan yang mendalam, suatu kearifan yang terdapat di balik realitas, kejadian dan peristiwa. Dalam ungkapan sehari-hari, ketika seseorang dalam kehidupannya menghadapi suatu kejadian, peristiwa, musibah atau ujian, seringkali dikatakan untuk bisa mengambil hikmahnya.
Karena itu, hikmah bisa diartikan sebagai pengetahuan yang mendalam, suatu kearifan yang diperoleh dari balik pemahaman terhadap realitas, suatu wisdom yang lahir dari pemikiran seseorang yang mendalam dalam perjalanan hidupnya. Dengan kata lain, maka hikmah sesungguhnya dapat diartikan sebagai pengetahuan filsafat, yaitu pencapaian atas kebenaran melalui pemikiran radikal terhadap realitas. Dalam konteks kerasulan yang tugasnya mengajarkan kitab dan hikmah, maka pengajaran tentang hikmah ini bisa dipahami sebagai filsafat, karena seorang rasul dalam sejarahnya juga pengajar tentang hakikat kehidupan dan makna hidup bagi manusia, yang sebenarnya menjadi inti dari flsafat.
Alquran 2:269 dijelaskan yang artinya “ Allah anugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendakiNya dan barang siapa yang medapatkannya, ia benar-benar telah dianugerahi suatu kebaikan yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah (ulul albab) yang dapat mengerti”. Dalam konteks ini, maka seorang nabi adalah juga seorang yang mendapat pengetahuan hikmah, yang menjadi inti dari filsafat. Seorang nabi juga bisa disebut seorang filosuf sebagai pengajar himah atau filsafat yaitu pengajar hakikat kebenaran segala sesuatu dalam hidup dan menjalaninya.
Untuk mampu mengajarkan kitab yang dikembangkan dalamsuatu hikmah, maka seorang nabi pastinya mempunyai suatu model berpikir tertentu yang memungkinkannya menembus realitas dan menemukan hakikat kebenaran di balik realitas atau kejadian. Model berpikir tersebut dipakai untuk memahami dan mendalami kebenaran melalui integrasi “aql” dan “qalb”.
Dalam Alquran 22: 46 menjelaskan yang artinya “maka tidak pernahkah mereka berjalan di muka bumi, sehingga hati mereka dapat memahami, telinga dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang ada di dalam dada”.
Selanjutnya dalam Alquran 33 : 21 dijelaskan yang artinya “sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan pada hari kemudian, serta mereka banyak mengingat Allah. Keteladanan nabi yang utama bagi penulis bukanlah pada perbuatannya, seperti cara makan dan memelihara jenggot saja, tetapi keteladanan beliau pada pemikirannya, karena perbuatan adalah tindak lanjut dari pemikiran, pemikiran adalah ibu kandung perbuatan. Bahkan dalam prinsip etika, perbuatan yang tidak disertai pemikiran adalah pemikiran yang tidak disadari, maka perbuatan itu tidak termasuk ranah etika, seperti perbuatan orang yang kehilangan akal sehatnya atau perbuatan orang gila.
Paradigma integratif dan interkonektif sesungguhnya dapat dimungkinkan dengan integrasinya “aql” dan “qalb” sebagai suatu metoda berpikir untuk memahami realitas. Pendekatan integratif adalah pendekatan ulul’albab yang secara jelas digambarkan Alquran 3: 190-191 yang artinya sebagai berikut : “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang adalah tanda-tanda bagi ulul albab, yaitu mereka yang mengingat (zikir/qalb) tentang Allah dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring dan memikirkan (aql, rasio) tentang penciptaan langit dan bumi ; ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia ; Mahasuci Engkau, maka hindarkanlah kami dari siksaan neraka.
Penjelasan Alquran di atas bisa dimengerti akan adanya proses rasional transcendental di mana 1) mengingat (zikir pada kekuasaan Allah) mendahului 2) berpikir untuk memahami dan mendalami semua ciptaanNya di langit dan di bumi,3) dan mencapai proses transendensi dengan 4) kesadaran tidak akan menyia-nyiakan semua ciptaanNya dan aktualitas perbuatan yang terhindar dari siksaan neraka. Ini menjadi metoda berpikir integratif dan interkonektif yang berada dalam jalan hidup seseorang untuk selalu mensyukuri dan menghindari siksaan neraka.
Karena itu, bagi penulis makna surat al fatihah yang dibaca setiap kali oleh seorang muslim ketika menjalankan solat, terutama saat membaca Alquran 1: 6-7 yang dijelaskan artinya : “tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan mereka yang dimurkai dan bukan pula mereka yang tersesat. Maka jalan lurus itu dapat dimengerti sebagai metoda berpikir yang secara konsisten dan lurus, kemudian diaktualisasikan dalam perbuatan yang memberikan manfaat bagi kehidupan bersama, akan menjadi nikmat, bukan laknat apalagi tersesat.
Filsafat Islam sebagai metoda berpikir menjadi dasar bagi peradigma integrative interkonektif, yang secara sistemik menyatukan antara aql, qalb, wahyu dan realitas menjadi suatu metodologi berpikir yang bersifat rasional transcendental, dan selalu berdimensi majemuk. Karena itu, filsafat Islam sebagai metode berpikir seperti yang dijelaskan di atas, akan menjadi dasar dalam merumuskan filsafat dalam studi-studi keislaman. Dalam kaitan ini, maka seharusnya dalam setiap fakultas diajarkan filsafat Islam sesuai dengan bidang kajiannya masing masing, seperti filsafat hukum Islam di fakultas syari’ah, filsafat pendidikan Islam di fakultas tarbiyah, filsafat dakwah Islam di fakultas dakwah, filsafat eknonomi Islam di fakultas ekonomi dan bisnis dan seterusnya.
INTEGRASI DAN INTERKONEKSI SEBAGAI METODOLOGI DALAM STUDI KEISLAMAN
Dalam sebuah forum dialog di TVRI Yogyakarta, penulis selaku rektor UIN Sunan Kalijaga ditanya oleh seorang pemirsa, bahwa berubahnya IAIN menjadi UIN adalah suatu pendangkalan ilmu agama. Pertanyaan mereka itu didasarkan pada fenomena bahwa penguasaan ilmu agama pada alumni UIN lebih rendah daripada alumni IAIN dulu. Pertanyaan itu juga pernah menjadi perdebatan yang panjang di kalangan akademisi IAIN ketika kita akan berubah menjadi UIN.
Di samping itu, pandangan bahwa ilmu keislaman adalah ilmu agama masih tetap kuat di kalangan masyarakat Islam sendiri, sehingga ilmu keislaman bagi mereka adalah ilmu-ilmu agama seperti yang ada di IAIN dulu, yaitu ushuluddin, dakwah, syariah, adab dan terbiyah. Sedangkan ilmu-ilmu di luar studi agama adalah bukan ilmu keislaman. Dengan kata lain, mereka sebenarnya masih berpandangan bahwa Islam adalah agama, bukan kebudayaan, sehinga sains dan teknologi sebagai bagian dari kebudayaan, tidaklah termasuk kajian keislaman.
Karena itu, paradigm integratif dan interkonektif menjadi sangat penting dan fundamental dalam merumuskan kajian-kajian keislaman, di mana posisi Islam sebagai nilai-nilai yang mendasar dan mengikat setiap kajian keislaman yang ada dalam berbagai aspek kebudayaan, baik kebudayaan sebagai sistem nilai, produk maupun eksistensi manusia dalam perjalanan hidupnya yang kompleks.
Dalam pandangan penulis, yang paling sulit dilakukan dalam usaha melakukan integrasi dan interkoneksi studi-studi keislaman adalah bagaimana merumuskan metodologinya. Upaya integrasi dan interkoneksi yang banyak dilakukan sekarang ini adalah mengintegrasikan dan menginterkoneksikan materi kajian dari studi studi keislaman dalam kajian ilmu-ilmu umum atau sebaliknya, seperti mengintegrasikan materi kajian kajian Islam, terutama Alquran dan Alhadits diintegrasikan dan diinterkoneksikan dengan bidang kajian-kajian ilmu-ilmu umum.
Konsep pohon ilmu ilmu keislaman (Prof Imam Suprayogo) serta konsep jaring labah-labah ilmu ilmu keislaman ( Prof Amin Abdullah) menurut pandangan penulis yang sempit ini, rasanya belum sampai merumuskan pada metodologinya. Integrasi dan interkoneksi model ini, seringkali diimplementasikan dengan melakukan integrasi infrastruktur fisik dan non fisik, termasuk material dan bahan ajar dalam pengembangan keilmuan dalam suatu konsep universitas.
Dalam pandangan Islam, sebenarnya tidak mengenal dualisme pendidikan dan dikhotomi keilmuan. Pendidikan harus dilakukan secara integratif, sehingga keragaman ilmu bisa saling menyapa dan menyatu dalam memecahkan persoalan kemanusiaan yang makin kompleks. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa masalah masalah kemanusiaan, seperti kesejahteraan, kemiskinan, kebahagiaan, keamanan dan perdamaian, tidaklah bisa dipecahkan dengan pendekatan tunggal keilmuan semata mata. Karena itu, pendekatan integratif dan interkonektif adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan yang semakin global ini.
Jika kita akan menempatkan integrasi dan interkoneksi sebagai suatu metodologi, maka dalam setiap jenjang pendidikan di UIN Suka baik S1, S2 maupun S3nya, bagaimana jabaran dalam kurikulumnya. Demikian juga halnya dalam berbagai fakultas yang ada, bagaimana integrasi dan interkoneksi sebagai metodologi dapat diimplementasi-kan dalam berbagai fakultas, sehingga sehingga masing-masing keilmuan yang dikembangkan oleh setiap fakultas berada dalam ikatan metodologi yang sama, yaitu integrasi dan interkoneksi.
Semoga bermanfaat wallahu a’lamu bishshowab.
(Disampaikan dalam rangka Seminar “Praksis Paradigma Integrasi Interkoneksi Ilmu dan Transformasi Islamic Studies”, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Convention Hall, 22-23 Oktober 2014)

Source: uin-suka.ac.id

Related Posts: